Sejarah Desa
Blambangan
Dalam
beberapa naskah babad dikenal nama Kadipaten atau Kerajaan Blambangan. Prasasti
Jayanagara pertama juga memunculkan nama Blambangan sebagai daerah perdikan
malambangan. Sebagian banyak ahli berdasar beberapa data pendukung meyakini
wilayah Blambangan ada di ujung timur Pulau Jawa antara Jember dan Banyuwangi.
Hanya
saja di sana sekarang sulit atau belum menemukan wilayah atau desa bernama Blambangan.
Dapat dimaklumi kerna banyak kasus pergeseran atau pergantian nama suatu
wilayah menjadi nama baru. Menjadi heran ketika di Kabupaten Banjarnegara malah
ada nama Desa Blambangan. Di Desa Blambangan persisnya di Dusun Kuwondogiri
terdapat makam K.R.T. Djoyonegoro I Bupati Banjarnegara ketiga 1878-1896, Putra Raden Tumenggung Kolopaking Bupati Panjer
Kebumen.
Di dusun kwondogiri sendiri
juga terdapat makam Kyai Ageng Tunggul Manik. Konon Ki Ageng Tunggul Manik atau Resi Tunggul Manik merupakan nama lain dari Patih Gajah Mada setelah memilih menjadi pertapa kemudian berganti nama menjadi Resi Tunggul Manik. Beliau juga merupakan Ayah angkat sekaligus guru dari Damarwulan yang pernah mengalahkan Minakjinggo atau Wikramawardhana.
Diceritakan karena
Patih Gajah Mada diusir oleh Prabu Hayam Wuruk Senopati Wirakrama Wardhana yang merupakan Senopati Majapahit merasa tidak terima kemudian Patih Gajah Mada mendirikan Kraton tandingan Majapahit Wetan di timur Pulau Jawa seluruh keratonnya dicat warna merah sehingga dikenal juga dengan nama Bale bang-bangan atau lebih populer dengan sebutan Blambangan.
Diceritakan oleh Yayasan Turonggo Seto dan cerita dari para ahli supranatural, bahwa setelah mengundurkan diri sebagai Mahapatih Majapahit maka Gajah Mada mengasingkan diri ke daerah terpencil dan bergelar Resi Tunggul Manik.
Pada saat Resi
Tunggul Manik sampai di Madakaripura di malam purnama beliau menemukan seorang anak kecil anak rakyat biasa yang sedang kedinginan dan untuk menghangatkan badannya dia membakar damar. Anak kecil ini kemudian diambil menjadi muridnya, anak kecil yang pada malam purnama sedang membakar Damar di Madakaripura kemudian dinamakan Damarwulan.
Berkat gemblengan dan tuntunan langsung dari Resi Tunggul manik, Damarwulan kemudian mendapat Wahyu Keprabon menjadi raja dan kelak menggantikan sang Maha Prabu Hayam Wuruk dengan gelar Brawijaya 5 atau Kertabumi.
Ada
hubungan apa antara Blambangan Banjarnegara dengan Kerajaan atau Kadipaten Blambangan
di Jawa Timur? sulit diterka. Di Banjarnegara juga terdapat riwayat Kyai Maliu,
Putra Sunan Giri membuka daerah bernama Banjar, cikal bakal Banjarnegara.